Rumah Plastik ini salah satu bentuk green house. Kerangka
bangunan untuk meyangga tudung plastik cukup yang sedeharna, dari bahan
murahan seperti bumbu belah, atau (jika ingin memakainya berulang kali),
dari pipa aluminium seperti yang ingin memakainya berulang kali), dari
pipa alumunium seperti yang banyak dipakai untuk membuat antena TV asal
tidak nudah roboh tertimpa hujan lebat.
Pipa semacam itu dilengkungkan dan kedua ujungnya ditancapkan dalam
tanah begitu saja, sehingga membentuk kubah setengah lingkaran. Jarak
antar pipa melengkung sebaiknya 75 cm. Dan semuanya diperkuat dengan
batang bambu panjang yang diikat membujur sepanjang bedengan, agar
menahan mereka jangan sampai roboh atau miring tidak saling sejajar
lagi.
Jika harga rotan mentah teryata lebih murah daripada pipa aluminium,
tentu saja lebih bijaksana memakai rotan bergaris tengah 2 cm saja
daripada pipa aluminium.
Atap yang dipakai berupa plastik PVC (polyvinyl choride) yang tebalnya
kurang lebih 0,10 mm. Menutupkan di atas kubag kerangka tidak hanya
sebagai atap di bagian atasnya saja, melainkan menutup sisi samping
saja. Pada musim hujan, pasti ada udara di luar sekitar rumah plastik itu akan lembab sekali sampai tanaman musim kemarau seperti bawang merah ( yang biasa hidup di udara kering) dapat kedinginan.
Vinyl house untuk musim hujan terkurung plastik sama sekali, sehingga
mampu menjaga kemantapan sushu hangat dan lengas udara yang rendah di
dalamnya. Mengingat di daerah beriklim panas seperti di indonesia, hari
hujan bisanya diselingi dengan pagi yang cerah terang benderang, maka
sebenarnya usaha mempertahankan suhu hangat dan lengas udara rendah itu
tidak begitu sulit, dibanding dengan beriklim empat atau subtropis
seperti Negara Amerika Utara, Jepang Tengah, atau Belanda Selatan, yang
petaninya terpaksa bergulat lebih keras melawan iklim yang lebih ganas.
Namun meskipun mengurung rapat, rumah plastik itu masih dapat
leluasa menukarkan udara pengap di dalamnya, dengan udara segar dari
luar, sehingga tanaman tidak sesak nafas. Sudah tenu ini hanya dapat
diselenggarakan jiak kebetulan tidak hujan dan matahari bersinar terang.
Maka plastik digulung ke atas setengah badan, sehingga "pondok" itu
terbuka bagian bawahnya.
Begitu udara mulai mendung atau suhunya mulai turun, tudung plastik
yang tergulung itu dibuka lagi supaya mengurung pondok kembali, sampai
ke bawah, mencapai tanah. Ia rapat lagi sebagai pintu untuk keluar-masuk
para pekerja , pada salah satu ujung pondok dipasang kosen seperlunya
dari kayu, berikut daun dari plastik juga.
0 komentar:
Posting Komentar